INFO
  •  Selamat Datang di Website Resmi Dinas Pertanian Kabupaten Grobogan 
  •  Menuju Agribisnis Yang Bermartabat 
  •  Grobogan Hebat 
  •  Menuju Indonesia Unggul 

PERAN PENYULUH PERTANIAN DALAM REVOLUSI INDUSTRI 4.0

Jumat, 25 Oktober 2019

PERAN PENYULUH PERTANIAN DALAM REVOLUSI INDUSTRI 4.0

 

Penyuluhan merupakan kewajiban utama penyuluh pertanian. Penyuluhan bertujuan merubah perilaku atas apa yang disuluhkan sehingga materi yang disampaikan dapat diterima dan dilaksanakan, tentu saja dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan petani. Konsep tersebut merupakan tugas dan fungsi utama penyuluhan. Perkembangan teknologi mempengaruhi cara dan strategi penyuluhan. Pada program bimas di era kepemimpinan Presiden Suharto dikenal adanya panca usaha tani. Komponen dari program tersebut berupa penggunaan benih unggul, pemanfaatan drainase yang baik, penggunaaan benih unggul, penanganan panen, dan penanganan pasca panen. Dalam perkembangannya digalakkan revolusi hijau, yang ditandai dengan pembukaan lahan pertanian dengan tujuan untuk swasembada pangan. Setelah itu bimas dan inmas tidak berdengung dengan swasembada yang telah tercapai.

 

 

Selanjutnya secara perlahan dengan meningkatnya perkembangan populasi penduduk Indonesia, yang berdampak pada meningkatnya kebutuhan pangan, terjadi stok pangan yang makin menipis dengan ditandainya impor pangan. Hal ini tentunya dengan berbagai alasan yang muncul, antara lain tanah rusak oleh bahan kimia yang terkandung dalam pupuk kimia; terjadinya penurunan produksi karena perkembangan tehnologi yang tidak ramah lingkungan; perkembangan penduduk yang semakin tinggi; dan perubahan alih fungsi lahan ke non pertanian. Hal tersebut diatas tentunya menjadi tantangan pemerintah dalam memenuhi kebutuhan pangan penduduk. Periode kepemimpinan terus berlanjut hingga saat ini dan telah mengalami berbagai macam kebijakan yang tentunya akan berbeda tiap-tiap periodenya. Adanya KUT, SL-PTT, GP-PTT, KUR, Asuransi Pertanian dan lain sebagainya merupakan strategi dan konsep yang yang berpihak kepada kesejahteraan rakyat. Mengikuti kebijakan kepemimpinan, penyuluhan juga mengalami perkembangan untuk mengimbanginya. Diera awal kebangkitan swasembada pangan, banyak diperlukan tenaga penyuluh pertanian sampai ke pelosok desa. Peran penyuluh sangat strategis pada program bimas dan inmas. Pada perkembangan selanjutnya terdapat peningkatan produksi dengan adanya panca usaha tani. Pada saat itu metode penyuluhan dengan siaran pedesaan sangat digencarkan, disusul dengan penyebaran informasi melalui media pamflet dan media film. Metode penyebaran informasi tersebut dilakukan untuk mempercepat proses sosialisasi industri pertanian, terutama dalam penggunaan pupuk anorganik, benih berlabel, dan pengendalian hama secara massal. Pada tahap selanjutnya, yaitu tahap Revolusi Industri 3.0, penyuluh berperan dalam pendampingan dan pengawalan program modernisasi pertanian yang diluncurkan oleh pemerintah. Era ini ditandai dengan banyaknya bantuan alsintan modern untuk menunjang swasembada pangan dan swasembada pangan berkelanjutan, seperti traktor roda empat, rice transplanter, pompa air, combine harvester dan dryer vertikal. Tahap pembangunan pertanian saat ini, atau lebih dikenal dengan era Revolusi Industri 4.0, ditandai dengan tren penggabungan teknologi otomatisasi dan teknologi cyber. Penyuluh dituntut dapat menguasai teknologi digital dan internet. Dukungan pelatihan, sarana prasarana telekomunikasi, produksi, dan industri pengolahan sangat diperlukan. Pada sistem penyuluhan di era Revolusi Industri 4.0 ini penyuluh yang melek teknologi berperan sebagai : Penyampai informasi, yaitu melakukan penyuluhan dengan lebih menekankan keluarga petani sebagai subyek. Sebagai contoh sebagian besar petani sudah tidak gaptek terhadap hand phone android. Dengan teknologi ini dapat disampaikan informasi secara cepat dan koordinasi lebih mudah. Selain itu akses terhadap perkembangan ilmu dan teknologi pertanian mudah diperoleh dan up to date. Fasilitator pemasaran, yaitu dengan memfasilitasi kelembagaan petani sebagai pelaku pemasar dari produk yang dihasilkan petani. Bisa dengan menggunakan aplikasi tentang perkiraan panen, volume panen ataupun memberikan gambaran terhadap pasar saat panen. Pelaku industri, yaitu menumbuhkan Badan Usaha Milik Petani (BUMP) yang nantinya dapat mengakses penanganan panen dan pasca panen. Keswadayaan petani yang tergabung dalam BUMP mempunyai peran utama. Penumbuhkembangan BUMP perlu dukungan penuh penyuluh.

Penulis : Suparno, SP., THL-TBPP BPP Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan


Simpan sebagai :

Berita terkait :

Komoditas Unggulan

Kalender Kegiatan

«

Maret 2024

»
MggSenSelRabKamJumSab
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31

PENGADAAN BARANG DAN JASA


Galeri Video

Peta Dinas Pertanian