Selamat Datang di Website Resmi Dinas Pertanian Kabupaten Grobogan - Menuju Agribisnis Yang Bermartabat
- Grobogan Hebat
- Menuju Indonesia Unggul
SAMBAL KERING MAK ENDANG
SAMBAL KERING MAK’E NDANG
Cabai merah (Capsicum annum L.) merupakan salah satu jenis sayuran yang mempunyai nilai ekonomi tinggi, karena komoditi ini merupakan jenis sayuran yang setiap harinya banyak dikonsumsi. Tanaman ini juga mempunyai daya adaptasi yang cukup baik untuk dibudidayakan hampir pada semua jenis tanah dan tipe iklim yang berbeda, serta dapat diusahakan sepanjang tahun.
Seperti produk hortikultura lainnya, cabai merah merupakan komoditas yang mudah rusak, sehingga penanganan pasca panen berperan sebagai mata rantai yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan produksi. Kadar air pada cabai cukup tinggi mencapai 70-90% sehingga menjadi media yang baik untuk pertumbuhan mikroorganisme. Harga cabai juga selalu berfluktuasi dan mengikuti permintaan pasar. Sebagai contoh, pada hari raya harga cabai menjadi mahal, sementara pada saat panen raya, harga cabai menjadi sangat murah.
Sebagai bahan pangan yang mudah rusak, cabai tidak tahan disimpan dalam bentuk segar. Untuk mengantisipasi hal tersebut, cabai segar dapat diolah menjadi berbagai produk olahan sehingga mampu memberikan nilai tambah yang besar. Pengolahan cabai merupakan salah satu alternatif untuk menjaga kontinuitas cabai dan menjaga terjadinya fluktuasi harga.
Sambal kering atauabon cabai merupakan produk olahan cabai berbentuk kering, siap saji, memiliki umur simpan cukup lama sampai 6 bulan, praktis untuk dibawa dan disimpan serta mempunyai nilai jual yang cukup tinggi. KWT Mak’e Ndang Jaya Desa Danyang Kecamatan Purwodadi saat ini telah memproduksi sambal keringsebagai upaya menambah nilai jual cabai dan untuk meningkatkan pendapatan anggota KWT.
Sambal Mak’e Ndang, Produk Olahan Kelompok Wanita Tani Mak’e Ndang Jaya Desa Danyang Kec. Purwodadi Kabupaten Grobogan
Pembuatan sambal dilakukan secara manual. Pertama, cabe segar dikeringkan terlebih dahulu. Jika sudah kering, cabe ditumbuk. Selanjutnya dicampur dengan bawang goreng dan bahan-bahan lainnya. Dengan pengemasan yang tepat, sambal ini bisa bertahan hingga 8 bulan.
Sambal Mak'e Ndang terdiri dari enam varian rasa,yaitu rasa original, cumi, rebon, teri medan, teri nasi dan udang. Sambal kering Mak’e Ndang dikemas dalam botol plastik dan botol kaca. Kini per bulannya, omset yang dikantongi mencapai 25 juta per bulan. Sambal ini pun sudah mendapat sertifikasi halal dari MUI.
Penjualan sambal ini tidak hanya dalam skala nasional saja, bahkan sudah sampai ke mancanegara. Mulai dari Brunei Darussalam, Australia (Sydney), Jepang, Amerika hingga Macau. Untuk pemasaran ke luar negeri sambel Mak'e Ndang melalui pelanggan yang bekerja atau belajar ke luar negeri, biasanya saat liburan mereka memborong sambel ini untuk dijadikanoleh-oleh atau untuk dimakan di sana.
Pemasaran dilakukan secara online maupun offline. Secara offline dilakukan dengan mengikuti pameran, bazar,serta dijual di pusat oleh-oleh dan swalayan. Pemasaran juga dilakukan melalui kerjasama dengan biro perjalanan haji dan umroh, dimana sambal Mak'e Ndang menjadi salah satu bahan makanan catering jamaah.
Keistimewaan sambal ini adalah dari proses pemilihan bahan baku. Bahan baku utama, yaitu cabe dan bawang merah dipilih dari bahan segar dari kelompok tani binaan Dinas Pertanian Kabupaten Grobogan. Selain itu sambal ini juga tidak menggunakan MSG dan bahan pengawet.
Pada tahun 2018, KWT Mak’e Ndang Jaya telah mendapatkan bantuan alat pengolahan sambal kering dari pemerintahberupa wajan, kompor, alat perajang, baskom stainless, dan timbangan digital.Bantuan tersebuttelah dimanfaatkan dengan optimal dan sangat membantu KWT dalam kegiatan pengolahan cabai menjadi sambal kering sehingga dapat meningkatkan pendapatan anggotanya.
Penulis : Laeli Rakhmawati, S.TP (Penyuluh BPP Purwodadi Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Grobogan)
Sumber :
https://guesty.wordpress.com/2009/01/28/pengolahan-cabai-merah/
Simpan sebagai : 
Berita terkait :
