PADI
Padi merupakan komoditas pangan utama, yang sangat strategis, karena menyangkut kebutuhan pokok sebagian besar masyarakat Indonesia yaitu beras. Kebutuhan beras dalam negeri untuk saat ini belum bisa tercukupi dari produksi sendiri, sehingga masih harus dipenuhi dengan impor. Kondisi ini tentu saja beresiko terhadap ketahanan pangan nasional. Adanya fenomena perubahan iklim, serta alih fungsi menyebabkan menurunnya produksi yang berdampak pada resiko ketersediaan pangan nasional.
Untuk mengantisipasi hal ini maka pemerintah lewat Kementerian pertanian menargetkan surplus 10 juta ton beras pada tahun 2014. Program ini harus didukung oleh seluruh daerah termasuk Kabupaten Grobogan. Selama ini Kab. Grobogan dikenal sebagai salah satu lumbung beras di Jawa Tengah, sehingga untuk mensukseskan program ini perlu untuk terus mengupayakan peningkatan produksinya.
Selama ini upaya peningkatan produksi di Kab. Grobogan terus diupayakan dengan menerapkan berbagai teknologi. Lewat program Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT), sistem tanam jajar legowo, Sistem of Rice Intensification (SRI), serta Paska Panen yang didukung penggunaan alat mesin pertanian yang modern, dan pendampingan yang optimal dari para penyuluh di lapangan kiranya peningkatan produksi padi yang signifikan akan bisa dicapai.
Di Kabupaten Grobogan tanaman padi ditanam di sawah baik pengairan teknis maupun tadah hujan yaitu pada awal musim hujan atau MT I (bulan Oktober-November) dan MT II pada bulan Februari-Maret yang meliputi hampir seluruh 19 Kecamatan di Kabupaten Grobogan.